Denudasi
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti
telanjang, sehingga denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Dapat
didefisikan juga sebagai proses pengelupasan batuan induk
yang telah mengalami proses
pelapukan atau akibat pengaruh air sungai, panas matahari, angin, hujan , embun beku dan es yang bergerak ke laut. Denudasi cendurung akan menurunkan bagian permukaan bumi yang positif hingga mencapai bentuk permukaan bumi yang hamper datar membentuk dataran nyaris (pineplain). Pada umumnya denudasi terdapat pada lereng - lereng pegunungan.
pelapukan atau akibat pengaruh air sungai, panas matahari, angin, hujan , embun beku dan es yang bergerak ke laut. Denudasi cendurung akan menurunkan bagian permukaan bumi yang positif hingga mencapai bentuk permukaan bumi yang hamper datar membentuk dataran nyaris (pineplain). Pada umumnya denudasi terdapat pada lereng - lereng pegunungan.
Bentukan lahan asal denudasional
1. Pegunungan denudasional
2. Perbukitan denidasional
3. Perbukitan terisolasi
4. Nyaris dataran
5. Lereng kaki
6. Gabungan kipas kolluvial
7. Dinding terjal
8. Rombakan kaki lereng
9. Lahan rusak
10. Daerah dengan gerak massa
11. Keruvut talus
12. Monadnock
1. Pegunungan denudasional
2. Perbukitan denidasional
3. Perbukitan terisolasi
4. Nyaris dataran
5. Lereng kaki
6. Gabungan kipas kolluvial
7. Dinding terjal
8. Rombakan kaki lereng
9. Lahan rusak
10. Daerah dengan gerak massa
11. Keruvut talus
12. Monadnock
Contohnya :
Denudasi
meliputi beberapa proses utama yaitu Pelapukan dan perpindahan material dari
bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses erosi dan gerak massa batuan
(masswashting), serta pergerakan tanah.
Pelapukan
adalah proses berubahnya sifat fisik dan kimia batuan di permukaan dan atau
dekat permukaan bumi tanpa di sertai perpindahan material. Pelapukan dapat
dibagi manjadi pelpukan fisik, dan pelapukan biotik. Pelapukan fisik merupakan
proses pecahnya batuan menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa diikuti oleh
perubahan komposisi kimia batuan. Perubahan kimia merupakan proses berubahnya
komposisi kimia batuan sehingga menghasilkan mineral sekunder.
Faktor
pengontrol pelapukan adalah batuan induk, aktivitas organism, topografi, dan
iklim. Didalam evolusi bentang lahan yang menghasilkan bentuk lahan dedasuonal
M. W. Davis mengemukakan adanya 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan
bentuklahan struktur geologi, proses geomorfologi, dan waktu. Dengan adanya faktor
tersebut maka dalam evolusinya, bentuk lahan melewati beberapa stadium, yaitu :
stadium muda, stadium dewasa, dan stadium tua.
Banyak
klasifikasi gerak massa batuan tetapi semuanya dapatdiklasifikasikan
berdasarkan tipe gerakannya :
a.
Gerakan lambat
Tipe ini
disebut tipe rayapan (rayapan tanah,
rayapan batuan, rayapan batuan gletsyer, dan solifluction).
b.
Gerakan cepat
Tipe ini
dosebut tipe aliran (aliran lumpur dan aliran tanah).
c.
Gerakan sangat cepat
Tipe gerakan
ini disebut longsor lahan (landslide) yang terdiri dari Jatuh bebas :
rock-fall, earth-fall Longsoran : rockslide, earthslide, debrisslide.
d.
Terban
Jatuhnya
material batuan secara vertical tanpa adanya gerakan horizontal.
Gerakan
tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar atau
miring dari kedudukan semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada
saat itu.
Ada empat jenis utama gerakan massa
:
1.
Falls [runtuhan]
Ada 3 macam
runtuhan, yaitu :
·
Runtuhan batuan
Suatu massa
batuan jatuh ke bawah karena terlepas dari batuan induknya. Terjadi pada tebing
– tebing yang terjal. Gerakannya ekstrim cepat.
·
Runtuhan tanah
Seperti pada
runtuhan bantuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa berupa massa tanah.
Gerakannya sangat cepat.
·
Runtuhan bahan rombakan
Seperti pada
runtuhan batuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa massa bahan tombakan.
Gerakannya sangat cepat.
2.
Slides [ longsoran]
Ada 4 macam
longsoran, yaitu :
·
Nendatan [slump]
Gerakan yang
terputus – putus atau tersendat – sendat dari massa tanah atau batuan ke arah
bawah dalam jarak yang relatif pendek, melalui bidang lengkung dengan kecepatan
ekstrim lambat sampai agak cepat. Pada umumnya, sesuai dengan prosesnya yang
terputus – putus, sehingga mempunyai lebih dari satu bidang longsor yang kurang
lebih sejajar atau searah satu sama lain.
·
Blok Glide
Gerakan
turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengna kecepatan
lambat sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh
kekar sesar.
·
Longsoran batuan
Gerakan
massa batuan ke arah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan –
rekahan, bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan
perlapisan batuan. Lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai bidang lingsor
adalah batuan yang berukuran sangat halus [lempung, tuf – halus, napal, dsb].
Kecepatan gerakan amat lambat sangat cepat.
·
Longsoran bahan rombakan
Gerakan massa tanah atau hasil
pelapukan batuan melalui bidang longsor yang relatif turun secara meluncur atau
menggelinding. Bidang longsor merupakan bidang batas antara tanah dengan
bantuan induknya.
3.
Flows [ aliran ]
Ada 6 macam
aliran, yaitu :
·
Aliran tanah
Gerakan dari
massa tanah secara mengalir dengan kecepatan lambat sampai cepat. Material
[massa] tanah yang sangat plastis biasanya dengan kecepatan lambat – cepat dan
lumpur dengan kecepatan sangat cepat sehingga ada yang disebut aliran tanah
lambat dan aliran tanah cepat. Disini faktor kandungan air sangat penting.
·
Aliran fragmen batuan
Gerakan
secara mengalir dari massa batuan yang berupa fragmen – fragmen dengan
kecepatan ekstrim cepat dan kering. Macam aliran fragmen bantuan, misalnya rockfall
avalenche. Massa yang bergerak sangat luas baik berupa runtuhan batuan atau
longsoran batuan dengan kecepatan ekstrim cepat.
·
Sand Run
Gerakan dari
massa pasir secara mengalir dengan kecepatan cepat sampai sangat cepat dalam
keadaan kering.
·
Loess flow [ dry]
Aliran loess
kering, massa yang mengalir berupa loes yang sangat kering. Biasanya disebabkan
oleh gempa bumi. Kecepatan aliran ekstrim cepat.
·
Debris avalance
Gerakan bahan rombakan dalam keadaan
agak basah dengan kecepatan sangat cepat sampai ekstrim cepat . Kalau
keadaannya basah disebut debris flow (aliran bahan rombakan).
·
Sand flow dan silt flow
Seperti pada
sand run, hanya disini kedaan basah. Jika material yang mengalir berupa pasir
disebut aliran pasir, sedangkan kalau berupa lumpur disebut aliran batu lumpur.
Kecepatan aliaran cepat sampai sangat cepat.
4.
Kompleks
Merupakan
gabungan dari berbagai macam gerakan tanah, biasanya satu macam gerakan tanah
lalu diikuti oleh macam gerakan tanah yang lain.
Ada juga
gerakan tanah yang lain, yaitu :
·
Creep
Aliran massa
tanah [ batuan ] yang ekstrim lambat, tidak dapat dilihat, hanya akibatnya akan
tampak seperti tiang listrik miring, pohon bengkok. Contoh: rock creep, soil
creep, talus creep.
·
Amblesan
Gerakan ke
arah bawah yang relatif tegak lurus, yang menyangkut marterial permukaan tanah
atau batuan tanpa gerakan ke arah mendatar dan tidak ada sisi yang bebas. Dapat
disebabkan karena terlampau berat beban dan daya dukung tanah kecil. Juga bisa
karena penompaan air tanah jauh melampau batas, Sehingga pori – pori yang
tadinya terisi oleh air tanah akan mampat.
Dengan
demikian penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :
1.
Kemiringan tanah
2.
Jenis batuan / tanah
3.
Struktur
geologi
4.
Curah hujan
5.
Penggunaan
tanah dan pembebanan massa
6.
Getaran
·
Gempa bumi
·
Lalu lintas
Erosi
adalah suatu kelompok proses terlepasnya material permukaan bumihasil pelapukan
yang dipengaruhi tenaga air, angin, dan es. Ini juga termasuk perpindahan
partikel dengan pemisahan karena pengaruh turunnya hujan dan terbawa sepanjang aliran
sebagaimana suatu arus melalui darat.
Erosi dapat
dipindahkan menjadi dua macam, yaitu :
o Erosi
normal, terjadi secara alamiah dengan laju penghancuran dan pengangkutan
tanahnya sangat lambat sehingga memungkinkan kesetimbangan proses penghancuran
dan pengagkutan dengan proses pembentukan tanah.
o Erosi
dipercepat, terjadi akibat pengaruh manusia sehingga laju erosi jauh lebih
besar daripadapembentukan tanah.
Berdasarkan
bentuknya, erosi dapat dibedakan menjadi 5 macam, antara lain :
§ Erosi
percik, merupakan tahap pertama dari hujan yang menyebabkan erosi. Erosi ini
disebabkan oleh tenaga kinetis jatuhnya butir hujan ke permukaan tanah.
§ Erosi
Lembar, adalah pengangkutan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan
bidang tanah. Kekuatan jatuh butir hujan dan aliran di permukaan merupakan
penyebab utama dari erosi ini.
§ Erosi
alur, terjadi pada tanah yang tidak rata, maka air akan terkonsentrasi dan
mengalir pada tempat – tempat yang rendah sehingga pemindahan tanah lebih
banyak terjadi pada tempat – tempat tersebut. Erosi ini biasa pada tanah –
tanah yang biasa ditanami tanaman yang ditanam berbaris menurut lereng.
§ Erosi
parit, prosesnya sama dengan erosi alur , tetapi saluran – saluran yang
terbentuk sudah dalam.
Gaya kohesi ialah gaya tarik menarik sesama zarrah
(partikel tanah) akibat selaput lengas, sedang gaya adhesi ialah gaya tarik
menarik fasa cair di
permukaan fasa padat. Gaya
kohesi bervariasi tergantung ukuran dan bentuk zarrah serta tebal tipis selaput
lengas antar zarrah (Baver,1956). Dapat pula dikatakan bahwa adhesi ialah daya
lekat antar partikel heterogen dan zat-zat kimia penyusunnya dalam tanah. Menurut standard ISTVS (International Society
for Terrain-Vehide systems) disebutkan bahwa adhesi (Ca) ialah tahanan geser
antara tanah dan material lainnya ketika tekanan luar yang diaplikasikan
bemilai nol. Pengukuran adhesi didasarkan atas pengukuran serempak ketiga parameter, yaitu :
1.
tegangan gesek
2.
pergerakan tangensial tanah pada
sisi-sisi yang berhadapan
3.
beban normal di permukaan.
Payne
dan Fwntaine (1954) memvisualisasikan adhesi tanah sebagai suatu parameter
tambahan dalam suatu persamaan gesekan antara tanah dan metal, seperti terlihat
pada persamaan berikut ini :
S'
=
C, +
a tan 8
dimana :
S' = tegangan geser tanah
Ca= adhesi
a = tegangan normal
6 = sudut gesek antara
tanah dan metal
Nichols (1931) rnembagi
sifat-sifat tanah menjadi dua, yaitu :
·
sifat-sifat tanah primer, seperti
diameter butiran, specific gravity, distribusi partikel tanah, kadar air dan
distribusi partikel.
·
sekunder (sifat dinamik tanah), seperti gaya
geser, kompresibilitas, kohesi dan adhesi.
Kohesi dan adesi
tanah ini saling terkait dengan ketahanan massa tanah. Konsistensi tanah adalah
derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa
tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi
bentuk tanah (Darmawijaya, 1980).
Konsistensi tanah memberikan indikasi :


Tanah
yang terbentuk oleh denudasi memiliki pori-pori yang lebih besar, karena pelapukan
dan perpindahan material dari bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses
erosi dan gerak massa batuan (masswashting), serta pergerakan tanah. Maka akan
memperoleh tekstur yang lebih kasar. Tekstur yang kasar ini berpotensi
mempunyai pori yang besar, sehingga banyak kadar air yang terserap oleh tanah
tersebut. Pada tanah denudasi ini memiliki kohesi yang lemah bila dibandingkan
dengan adesi, karena disini banyak terdapat air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar