Kamis, 10 November 2011

Denudasi
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Dapat didefisikan juga sebagai proses pengelupasan batuan induk yang telah mengalami proses
pelapukan atau akibat pengaruh air sungai, panas matahari, angin, hujan , embun beku dan es yang bergerak ke laut
. Denudasi cendurung akan menurunkan bagian permukaan bumi yang positif hingga mencapai bentuk permukaan bumi yang hamper datar membentuk dataran nyaris (pineplain). Pada umumnya denudasi terdapat pada lereng - lereng pegunungan.
Bentukan lahan asal denudasional
1. Pegunungan denudasional
2. Perbukitan denidasional
3. Perbukitan terisolasi
4. Nyaris dataran
5. Lereng kaki
6. Gabungan kipas kolluvial
7. Dinding terjal
8. Rombakan kaki lereng
9. Lahan rusak
10. Daerah dengan gerak massa
11. Keruvut talus
12. Monadnock
Contohnya :


      

Denudasi meliputi beberapa proses utama yaitu Pelapukan dan perpindahan material dari bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses erosi dan gerak massa batuan (masswashting), serta pergerakan tanah.
Pelapukan adalah proses berubahnya sifat fisik dan kimia batuan di permukaan dan atau dekat permukaan bumi tanpa di sertai perpindahan material. Pelapukan dapat dibagi manjadi pelpukan fisik, dan pelapukan biotik. Pelapukan fisik merupakan proses pecahnya batuan menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa diikuti oleh perubahan komposisi kimia batuan. Perubahan kimia merupakan proses berubahnya komposisi kimia batuan sehingga menghasilkan mineral sekunder.
Faktor pengontrol pelapukan adalah batuan induk, aktivitas organism, topografi, dan iklim. Didalam evolusi bentang lahan yang menghasilkan bentuk lahan dedasuonal M. W. Davis mengemukakan adanya 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan struktur geologi, proses geomorfologi, dan waktu. Dengan adanya faktor tersebut maka dalam evolusinya, bentuk lahan melewati beberapa stadium, yaitu : stadium muda, stadium dewasa, dan stadium tua.
Banyak klasifikasi gerak massa batuan tetapi semuanya dapatdiklasifikasikan berdasarkan tipe gerakannya :
a.       Gerakan lambat
Tipe ini disebut tipe rayapan  (rayapan tanah, rayapan batuan, rayapan batuan gletsyer, dan solifluction).
b.      Gerakan cepat
Tipe ini dosebut tipe aliran (aliran lumpur dan aliran tanah).
c.       Gerakan sangat cepat
Tipe gerakan ini disebut longsor lahan (landslide) yang terdiri dari Jatuh bebas : rock-fall, earth-fall Longsoran : rockslide, earthslide, debrisslide.
d.      Terban
Jatuhnya material batuan secara vertical tanpa adanya gerakan horizontal.
Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar atau miring dari kedudukan semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu.
Ada empat jenis utama gerakan massa :
1.      Falls [runtuhan]
Ada 3 macam runtuhan, yaitu :
·         Runtuhan batuan
Suatu massa batuan jatuh ke bawah karena terlepas dari batuan induknya. Terjadi pada tebing – tebing yang terjal. Gerakannya ekstrim cepat.
·         Runtuhan tanah
Seperti pada runtuhan bantuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa berupa massa tanah. Gerakannya sangat cepat.
·         Runtuhan bahan rombakan
Seperti pada runtuhan batuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa massa bahan tombakan. Gerakannya sangat cepat.
2.      Slides [ longsoran]
Ada 4 macam longsoran, yaitu :
·         Nendatan [slump]
Gerakan yang terputus – putus atau tersendat – sendat dari massa tanah atau batuan ke arah bawah dalam jarak yang relatif pendek, melalui bidang lengkung dengan kecepatan ekstrim lambat sampai agak cepat. Pada umumnya, sesuai dengan prosesnya yang terputus – putus, sehingga mempunyai lebih dari satu bidang longsor yang kurang lebih sejajar atau searah satu sama lain.
·         Blok Glide
Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengna kecepatan lambat sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh kekar sesar.
·         Longsoran batuan
Gerakan massa batuan ke arah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan – rekahan, bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan batuan. Lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai bidang lingsor adalah batuan yang berukuran sangat halus [lempung, tuf – halus, napal, dsb]. Kecepatan gerakan amat lambat sangat cepat.
·         Longsoran bahan rombakan
Gerakan massa tanah atau hasil pelapukan batuan melalui bidang longsor yang relatif turun secara meluncur atau menggelinding. Bidang longsor merupakan bidang batas antara tanah dengan bantuan induknya.
3.      Flows [ aliran ]
Ada 6 macam aliran, yaitu :

·         Aliran tanah
Gerakan dari massa tanah secara mengalir dengan kecepatan lambat sampai cepat. Material [massa] tanah yang sangat plastis biasanya dengan kecepatan lambat – cepat dan lumpur dengan kecepatan sangat cepat sehingga ada yang disebut aliran tanah lambat dan aliran tanah cepat. Disini faktor kandungan air sangat penting.
·         Aliran fragmen batuan
Gerakan secara mengalir dari massa batuan yang berupa fragmen – fragmen dengan kecepatan ekstrim cepat dan kering. Macam aliran fragmen bantuan, misalnya rockfall avalenche. Massa yang bergerak sangat luas baik berupa runtuhan batuan atau longsoran batuan dengan kecepatan ekstrim cepat.
·         Sand Run
Gerakan dari massa pasir secara mengalir dengan kecepatan cepat sampai sangat cepat dalam keadaan kering.

·         Loess flow [ dry]
Aliran loess kering, massa yang mengalir berupa loes yang sangat kering. Biasanya disebabkan oleh gempa bumi. Kecepatan aliran ekstrim cepat.
·         Debris avalance
Gerakan bahan rombakan dalam keadaan agak basah dengan kecepatan sangat cepat sampai ekstrim cepat . Kalau keadaannya basah disebut debris flow (aliran bahan rombakan).

·         Sand flow dan silt flow
Seperti pada sand run, hanya disini kedaan basah. Jika material yang mengalir berupa pasir disebut aliran pasir, sedangkan kalau berupa lumpur disebut aliran batu lumpur. Kecepatan aliaran cepat sampai sangat cepat.
4.      Kompleks
Merupakan gabungan dari berbagai macam gerakan tanah, biasanya satu macam gerakan tanah lalu diikuti oleh macam gerakan tanah yang lain.
Ada juga gerakan tanah yang lain, yaitu :
·         Creep
Aliran massa tanah [ batuan ] yang ekstrim lambat, tidak dapat dilihat, hanya akibatnya akan tampak seperti tiang listrik miring, pohon bengkok. Contoh: rock creep, soil creep, talus creep.


·         Amblesan
Gerakan ke arah bawah yang relatif tegak lurus, yang menyangkut marterial permukaan tanah atau batuan tanpa gerakan ke arah mendatar dan tidak ada sisi yang bebas. Dapat disebabkan karena terlampau berat beban dan daya dukung tanah kecil. Juga bisa karena penompaan air tanah jauh melampau batas, Sehingga pori – pori yang tadinya terisi oleh air tanah akan mampat.
Dengan demikian penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :
1.      Kemiringan tanah
2.      Jenis batuan / tanah
3.       Struktur geologi
4.      Curah hujan
5.       Penggunaan tanah dan pembebanan massa
6.       Getaran
·         Gempa bumi
·         Lalu lintas
Erosi adalah suatu kelompok proses terlepasnya material permukaan bumihasil pelapukan yang dipengaruhi tenaga air, angin, dan es. Ini juga termasuk perpindahan partikel dengan pemisahan karena pengaruh turunnya hujan dan terbawa sepanjang aliran sebagaimana suatu arus melalui darat.
Erosi dapat dipindahkan menjadi dua macam, yaitu :
o   Erosi normal, terjadi secara alamiah dengan laju penghancuran dan pengangkutan tanahnya sangat lambat sehingga memungkinkan kesetimbangan proses penghancuran dan pengagkutan dengan proses pembentukan tanah.
o   Erosi dipercepat, terjadi akibat pengaruh manusia sehingga laju erosi jauh lebih besar daripadapembentukan tanah.
Berdasarkan bentuknya, erosi dapat dibedakan menjadi 5 macam, antara lain :
§  Erosi percik, merupakan tahap pertama dari hujan yang menyebabkan erosi. Erosi ini disebabkan oleh tenaga kinetis jatuhnya butir hujan ke permukaan tanah.
§  Erosi Lembar, adalah pengangkutan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah. Kekuatan jatuh butir hujan dan aliran di permukaan merupakan penyebab utama dari erosi ini.
§  Erosi alur, terjadi pada tanah yang tidak rata, maka air akan terkonsentrasi dan mengalir pada tempat – tempat yang rendah sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat – tempat tersebut. Erosi ini biasa pada tanah – tanah yang biasa ditanami tanaman yang ditanam berbaris menurut lereng.
§  Erosi parit, prosesnya sama dengan erosi alur , tetapi saluran – saluran yang terbentuk sudah dalam.
Gaya kohesi ialah gaya tarik menarik sesama zarrah (partikel tanah) akibat selaput lengas, sedang gaya adhesi ialah gaya tarik menarik fasa cair di permukaan fasa padat. Gaya kohesi bervariasi tergantung ukuran dan bentuk zarrah serta tebal tipis selaput lengas antar zarrah (Baver,1956). Dapat pula dikatakan bahwa adhesi ialah daya lekat antar partikel heterogen dan zat-zat kimia penyusunnya dalam tanah.  Menurut standard ISTVS (International Society for Terrain-Vehide systems) disebutkan bahwa adhesi (Ca) ialah tahanan geser antara tanah dan material lainnya ketika tekanan luar yang diaplikasikan bemilai nol. Pengukuran adhesi didasarkan atas pengukuran serempak ketiga parameter, yaitu :
1.      tegangan gesek
2.      pergerakan tangensial tanah pada sisi-sisi yang berhadapan
3.      beban normal di permukaan.
Payne dan Fwntaine (1954) memvisualisasikan adhesi tanah sebagai suatu parameter tambahan dalam suatu persamaan gesekan antara tanah dan metal, seperti terlihat pada persamaan berikut ini :
S' = C, + a tan 8
dimana :
S'  = tegangan geser tanah
Ca= adhesi
a  = tegangan normal
6  = sudut gesek antara tanah dan metal


Nichols (1931) rnembagi sifat-sifat tanah menjadi dua, yaitu :
·         sifat-sifat tanah primer, seperti diameter butiran, specific gravity, distribusi partikel tanah, kadar air dan distribusi partikel.
·         sekunder (sifat dinamik tanah), seperti gaya geser, kompresibilitas, kohesi dan adhesi.

Kohesi dan adesi tanah ini saling terkait dengan ketahanan massa tanah. Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah (Darmawijaya, 1980).
Konsistensi tanah memberikan indikasi :
*      di mana zona yang bisa menghambat pertumbuhan akar atau Perkecambahan.
*      di mana mungkin terjadi lapisan mampat seperti hardpans.
Tanah yang terbentuk oleh denudasi memiliki pori-pori yang lebih besar, karena pelapukan dan perpindahan material dari bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses erosi dan gerak massa batuan (masswashting), serta pergerakan tanah. Maka akan memperoleh tekstur yang lebih kasar. Tekstur yang kasar ini berpotensi mempunyai pori yang besar, sehingga banyak kadar air yang terserap oleh tanah tersebut. Pada tanah denudasi ini memiliki kohesi yang lemah bila dibandingkan dengan adesi, karena disini banyak terdapat air.